Jumat, 29 Oktober 2010

Sampling dan Aliasing pada Sinyal Kontinyu

Proses sampling adalah proses pencuplikan nilai dari suatu sinyal kontinyu, dimana terdapat nilai pada setiap waktu (waktu yang digunakan adalah waktu analog), dimana nilainya tertentu untuk setiap waktu tertentu (waktu yang digunakan adalah waktu domain digital).

clip_image009

clip_image002 adalah sinyal inputan yang disampling dengan sampling rate clip_image006, yang menghasilkan clip_image004.
clip_image004[1] sendiri masih dalam bentuk analog. Dari bentuk analog ini, dikkonversi menuju bentuk waktu diskret dengan converter. Impuls train clip_image004[2] adalah sinyal kontinyu yang mempunyai nilai tak nol pada t=nT dengan n adalah bilangan bulat (integer).

clip_image011

Bila dihubungkan dengan Transformasi Fourier, tiap clip_image002[1] memiliki hasil transformasi berupa clip_image013, yang memiliki spectrum dari waktu clip_image015, dimana clip_image017 adalah domain waktu diskret. Setiap clip_image006[1], memiliki hasil transformasi berupa clip_image019. Setiap clip_image004[3], memiliki hasil transformasi berupa clip_image021, dimana terdapat spectrum untuk setiap clip_image021[1].

Dalam proses sampling ini terkadang terjadi aliasing. Aliasing adalah kondisi dimana spectrum untuk tiap clip_image021[2] pada tiap clip_image023 saling bertumpuk satu dengan yang lain.

 
clip_image025

Untuk mencegah aliasing, maka frekuensi sampling di atur sehingga mencapai 2 kali frekuensi maksimum pada clip_image002[2]. Makin besar frekuensi samplingnya, maka sinyal terhindar dari aliasing. Pada image, aliasing membuat sebuah gambar menjadi kasar, seperti yang ditunjukan gambar dibawah.

clip_image027

Oleh sebab itu, digunakan anti aliasing untuk memperhalus garis kasar pada tepi gambar.

clip_image029

Vincent E. Pradhana

2208100076

Senin, 25 Oktober 2010

Sinyal Digital


          Dalam era modern sekarang ini, istilah digital tentu sudah tidak asing lagi di telinga. Hampir semua peralatan elektronik di sekitar kita saat ini telah menggunakan sistem digital dalam pemrosesannya. Sistem digital ini salah satunya digunakan dalam pemrosesan sinyal, yang biasa dikenal dengan sinyal digital. Istilah sinyal digital merupakan istilah dari suatu teknologi yang mengubah suatu sinyal analog menjadi menjadi data digital sehingga sinyal dapat diproses lebih mudah dan cepat. Istilah digital sendiri adalah suatu sistem yang hanya mengenal dua kondisi. Dua kondisi tersebut biasanya diwakili oleh angka nol dan satu, on dan off, maupun yang lainnya. Satuan terkecil dari sinyal digital adalah bit.
Terdapat beberapa alasan mengapa sinyal digital digunakan. Alasan yang pertama karena pemrosesan sinyal menggunakan sistem digital terprogram memiliki fleksibilitas dalam pemrosesan. Pada sistem digital, untuk mengubah suatu proses hanya dibutuhkan pengubahan program saja. Sedangkan jika menggunakan sistem analog, perubahan proses berarti mengubah setting dari perangkat keras untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Selain masalah yang telah disebutkan di atas, ketelitian dan akurasi juga merupakan hal yang penting dalam memproses suatu sinyal. Pengolahan sinyal menggunakan sistem sinyal digital memiliki pengendalian dan akurasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemrosesan dengan menggunakan sistem analog. Faktor toleransi yang terdapat pada sistem sinyal analog seringkali menimbulkan  kesulitan pengendalian akurasi proses. Salah satu persyaratan yang dibutuhkan untuk menentukan akurasi pada sistem sinyal digital antara lain penentuan akurasi pada konverter analog ke digital (A/D). Sinyal-sinyal digital dapat disimpan pada media magnetic tanpa mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan. Dengan demikian sinyal tersebut dapat dipindah pindahkan serta diproses dengan mudah tanpa terlalu banyak mengurangi kualitas data. Metode-metode pemrosesan sinyal digital juga membolehkan implementasi algoritma-algoritma pemrosesan sinyal yang lebih canggih. Umumnya sinyal dalam bentuk analog sulit untuk diproses secara matematik dengan akurasi yang tinggi. Kelebihan lain dari sistem sinyal digital ini adalah biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan sinyal analog dalam pemrosesannya.
Kelebihan-kelebihan pemrosesan sinyal digital yang telah disebutkan di atas menyebabkan pemrosesan sinyal digital lebih banyak digunakan untuk berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan telah menjadi suatu kebutuhan yang hampir tak bisa dipisahkan dari gaya hidup manusia modern saat ini. Adapun beberapa contoh penggunaan sinyal digital misalnya aplikasi pengolahan suara pada kanal telepon, pemrosesan citra serta transmisinya, dalam bidang seismologi dan geofisika, eksplorasi minyak, deteksi ledakan nuklir, pemrosesan sinyal yang diterima dari luar angkasa.



                                                               oleh   : Andika Pratama

Selasa, 19 Oktober 2010

Pengertian Sinyal Digital


Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).
Data digital merupakan data yang memiliki deretan nilai-nilai yang berlainan dan memiliki ciri-ciri tersendiri, salah satu contoh data digital adalah text, bilangan bulat dan karakter-karakter lain. Tetapi permasalahnya adalah bahwa data dalam bentuk karakter-karakter dapat dipahami manusia tersebut tidak dapat langsung ditransmisikan dengan mudah dalam system komunikasi, data terlebih dahulu dirubah ke dalam bentuk biner, jadi suatu data digital akan ditrasnmisikan dalam deretan bit, Sedangkan sinyal digital merupakan sinyal untuk menampilkan data digital, salah satu contohnya adalah suatu rangkaian voltase pulsa yang berbeda dan tidak terjadi secara terus menerus dapat memberikan sinyal digital melalui trasmiter digital. System digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu system digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi system digital.
Signal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog yaitu :
  1. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
  2. Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informsi itu sendiri.
  3. Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.
  4. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.
  5. Kelebihan informasi digital adalah kompresi dan kemudahan utnuk ditranfer ke media elektronik lain.
Istilah yang terdapat pada data digital, sinyal digital sebagai berikut:
• Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary ditransmisikan dengan mengencode-kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
• Sinyal unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu positif semua atau negatif semua.
• Sinyal polar adalah elemen-elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif.
• Durasi atau lebar suatu bit adalah waktu yang diperlukan oleh transmitter untuk memancarkan bit tersebut.
• Modulation rate adalah kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds atau elemen sinyal per detik.
• Istilah mark dan space menyatakan digit binary '1' dan '0'.

oleh : Riska Wahyu Ashari

Kamis, 14 Oktober 2010

Konsep Sinyal Digital

SINYAL DIGITAL
Untuk memperdalam komponen sinyal, maka dilihat dari fungsi waktu, sinyal elektromagnetik dapat dibedakan menjadi sinyal kontinyu dan diskrit. Sinyal kontinyu mengalami perubahan intensitas sedikit demi sedikit sehingga tidak mengalami putus atau berhenti, sedangkan sinyal diskrit memiliki intensitas yang konstan pada harga tertentu dan pada saat yang lain berada pada harga konstan yang lain. Sinyal kontinyu dapat dipakai untuk mewakili speech dan sinyal diskrit dapat dipakai untuk mewakili biner 1 dan 0.
Sinyal periodik adalah sinyal yang mengalami pengulangan bentuk yang sama pada selang waktu tertentu. Dimana konstanta T adalah periode pengulangan sinyal, dengan T harganya jauh lebih kecil dari batas waktu sinyal tersebut. Gelombang sinus dapat disusun oleh tiga parameter,yaitu amplitudo(A), frekuensi(f), dan phase(p). Pada kenyataannya suatu sinyal elektromagnetik terdiri atas berbagai frekuensi, sehingga spektrumnya akan melebar sebanyak frekuensi yang terdapat pada sinyal tersebut. Secara umum gelombang digital memiliki bandwidth yang tidak terbatas, sehingga pada praktisnya maka media transmisi akan membatasi bandwidth sinyal yang dapat dikirimkan, dengan membatasi bandwidth maka menyebabkan sinyal terdistorsi, yang dapat mengakibatkan receiver kesulitan untuk menerjemahkan sinyal yang diterima. Pada saluran transmisi biasa yang berarti bandwidthnya terbatas jika sinyal digital akan ditambah unjuk kerjanya dengan cara meningkatkan S/N akan mengurangi bit-rate, dan bila menambah bit-rate akan memperbesar terjadinya error.
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai nilai 0 dan 1. Sinyal digital tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Terkadang sinyal digital disebut juga sinyal diskrit, namun keduanya berbeda. Sebuah sinyal diskrit atau sinyal waktu diskrit adalah time series, sinyal waktu diskrit bukan fungsi waktu kontinu argument tetapi merupakan suatu urutan kuantitas yaitu fungsi lebih dari satu domain diskrit bilangan bulat.Setiap nilai dalam urutan disebut sampel. Ketika sebuah sinyal waktu diskrit adalah sebuah urutan yang sesuai dengan seragam spasi kali, ia memiliki tingkat sampling yang terkait, laju sampling tidak terlihat dalam urutan data sehingga dapat berhubungan sebagai item data yang terpisah. Sebuah sinyal digital adalah sinyal diskrit-waktu yang hanya mengambil seperangkat nilai diskrit.Ini biasanya berasal dari sinyal digital yang telah terkuantisasi. Alasan menggunakan sinyal diskrit dibanding sinyal analog adalah sistem digital terprogram memiliki fleksibilitas dalam merancang-ulang operasi-operasi pemrosesan sinyal digital hanya dengan melakukan perubahan pada program yang bersangkutan. Pemrosesan sinyal digital menawarkan pengendalian akurasi yang lebih baik. Sinyal-sinyal digital dapat disimpan pada media magnetik (berupa tape atau disk) tanpa mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan. Metode-metode pemrosesan sinyal digital juga membolehkan implementasi algoritma-algoritma pemrosesan sinyal yang lebih canggih. Implementasi sistem digital pemrosesan sinyal lebih murah dibandingkan secara analog. Kelebihan-kelebihan pemrosesan sinyal digital yang telah disebutkan sebelumnya menyebabkan pemrosesan sinyal digital lebih banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Misalnya, aplikasi pengolahan suara pada kanal telepon, pemrosesan citra serta transmisinya, dalam bidang seismologi dan geofisika, eksplorasi minyak, deteksi ledakan nuklir, dan lain sebagainya. Namun implementasi digital tersebut memiliki keterbatasan, dalam hal kecepatan konversi A/D dan pengolah sinyal digital yang bersangkutan.
post by Abdur Rahman 2208100181

Rabu, 13 Oktober 2010

Pengantar neural network….(1)

Oleh tegar palyus fiqar 2208100061

Kecerdasan buatan terrealisasi sejak ditemukannya computer yang mamapu melakukan komputasi besar dan rumit.kemudian disusul dengan kesuksesan beberapa riset yang merupakan cabang dari AI,yang sampai saat banyak diaplikasikan antara lain:

1. sistem berbasis pengetahuan (KBS) knowledge based system

2. jarinagn saraf tiruan(artificial neural network)

3. logika fuzzy

4. Algoritma genetika

Berdasarkan sejarah perkembangannya,neural network yang selanjutnya disebut sebagai jaringan saraf tiruan atau lebih dikenal dengan artificial neural network diakui sebagai salah satu cabang ilmu sejak mcculloch-pitts memeperkenalkan teorinya dalam a logical calculus of the ideas immanent innervous activity.berangkat dari situlah para periset mengembangkanny,yang hingga saat ini telah mengalami perkembangan yang luarbiasa pesat,baik tentnag JST itu sendiri maupun proses pelatihan terhadap jaringan tersebut serta penerapannya diberbagai ilmu pengetahuan..

Menurut beberapa alhi pada disiplin ilmu,pendefinisian JST dilihat dari fungsi atau struktur rancangan untuk memnuat computer menjasi suatu perangkat yang merupakan penyederhanaan dari model otak manusia.karena sesungguhnya JST adalah suatu program computer yang dibuat berdasarkan cara kerja otak manusia.dari segi fungi,JST ditujukan untuk merancanga suatu computer sehingga dapat difungsikan untuk melakukan proses pelatihan dari suatu ontoh.sedangkan dari struktur rancangan,JST adalah suatu rancangan alat penghitung yang di tujukan untuk dapat melakukan proses serupa dengan apa yang dapat dilakukan oleh otak manusia.

Dari pernyataan tersebut terlihat jelas bahwa pembuatan JST ini diilhami oleh struktur dari cara kerja otak manusia.kinerja struktur jaringan saraf biologi dalam menyampaikna sinyal dari suatu neutron ke neutron lain berubah0ubah sesuai dengan kondisi dan bentuk sinyal yang diterima oleh neutron yang senjutnya diteruskan ke neutron yang berdekatan serta bersesuian.hal yang sama berlanjut untuk neutron senjutnya,sampai pada neutron terakhir yang dikehendaki oleh sinyal tersebut.dinamika dari kinerja strukur jaringan saraf biologi inilah yang dikembangkan dalam bentuk matematis dan kemudian direalisasikan kedalam program computer.

To be continued……………

Refrensi

Maurudhi hery purnomo,agus kurniawan,"supervised neural network dan aplikasinya",graha ilmu,Yogyakarta,2006.

SINYAL DIGITAL

Nama: Tegar Palyus Fiqar

NRP : 2208100061

Signal: arus data yang mengalir melalui jalur transmisi

Digital:Merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (disebut juga dengan biner)untuk proses informasi yang mudah, cepat dan akurat. Sinyal tersebut disebut sebuah bit.
Sinyal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu:
  1. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
  2. Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri,
  3. Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.
  4. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.
Komputer mengolah data yang ada adalah secara digital, melalui sinyal listrik yang diterimanya atau dikirimkannya. Pada prinsipnya, komputer hanya mengenal dua arus, yaitu on atau off, atau istilah dalam angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0 (nol). Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan huruf, gambar, suara, bahkan film-film menarik dalam format digital.
SIGNAL DAN
SISTEM 
WAKTU
KONTINYU 
DISKRIT 

 

 
NILAI

 
KONTINYU 

 
ANALOG 
•PAM

•WAKTU DISKRIT

 
DISKRIT 
SAMPLED AND HOLD 
•QUANTIZED

•DIGITAL

•BINER 
  • PENGOLAHAN SINYAL WAKTU DISKRIT
    • TEORI :
      • Sistem Linier Waktu Diskrit
      • Transformasi-Z
      • Transformasi Fourier Diskrit
      • Pengolahan Sinyal 2-Dimensi
      • Pengolahan Sinyal Multi-Dimensi
  • Kegunaan :
    • Filter Digital
      • Finite Impuls Response, Transversal, Non Rekursif
      • Infinite Impuls Response, Rekursif
    • Analisis Spektral
      • Metode Transformasi Fourier
      • Metode Statistik
    • Deteksi : Estimasi

       
  • Masalah :
Sintesis Perangkat Keras - Komputer
Implementasi Perangkat Lunak - Processor
- Algoritma
  • Pemakaian :
    • Telekomunikasi
    • Radar
    • Sonar
    • Kedokteran
    • Geologi
    • Dll
Untung Rugi Pengolahan Sinyal Digital Dibandingkan Dengan Pengolahan Analog

  • Keuntungan Pengolahan Sinyal Digital
    • Konsekuensi Pemakaian Nilai Diskrit
      • Toleransi nilai komponen untuk rangkaian tak kritis
      • Sensitivitas thd efek temperatur rendah
      • Ketelitian operasi ditentukan oleh panjang 'word'
      • Reproduksi rangkaian mudah
    • Akibat Mikroelektronika
      • Ukuran kecil
      • Keandalan tinggi
      • Kemampuan pemrosesan kompleks
      • "Murah"
    • Dibandingkankan dengan Pengolahan Sinyal Secara Analog
      • Integrator ideal dapat dibuat
      • Filter dengan fasa-linier dapat direalisasikan
      • Sistem adaptif
      • Transformasi sinyal
      • Pemrosesan sinyal gambar
      • Cara baru menghilangkan efek interferensi, error correction
  • Kerugian Pengolahan Sinyal Digital
    • Pada keadaan teknologi saat ini : PSD selalu membutuhkan daya listrik ; tak ada rangkaian pasif.
    • Keterbatasan kecepatan ADC, membatasi freq. Max.
    • Bila yang diolah sinyal analog (sistem kompleks)
    • Sulit memproses sinyal yang sangat lemah dan sangat kecil
    • Membutuhkan bandwidth lebar
    • Perancangan & Fabrikasi chips digital perlu hi-tech.

Selasa, 12 Oktober 2010

Konvolusi dengan metode tabular (komputational)

Proses konvolusi adalah proses menentukan sinyal output y[n] dari sebuah input tertentu x[n] dengan fungsi transfer tertentu h[n]. Konvolusi dapat memiliki input berupa sinyal kontinyu, maupun sinyal diskret. Deretan input x[n] ini berupa impuls satuan yang dilambangkan dengan δ[n]. Sedangkan deretan output berupa respon sistem deretan yang disimbolkan dengan h[n].
Proses konvolusi dapat definisikan (dilambangkan) dengan :
clip_image002[6]
Dengan perubahan variabel, berlaku pula :
clip_image002[17]
Kita sebut rumus diatas dengan rumus konvolusi. Fungsi transfer h[k] dari sebuah sinyal dikalikan dengan pencerminan sinyal dari sinyal input yang digeser sejauh n (x[n-k]).
Proses konvolusi dapat dilakukan dengan cara grafis/langsung (menggambar deretan sinyal input, transfer dan output), maupun dengan cara komputational (menggunakan perhitungan pada komputer). Kali ini akan dibahas tentang cara komputational.
Misal sinyal inputan x[n] dirumuskan dengan :
clip_image002[10]
atau dapat ditulis dengan x[n]={2 , 4 , 0 , 1 , –2 , 3}. Tulisan yang tercetak tebal adalah nilai saat δ[n] = 0. Hal ini diperlukan untuk mengetahui pusat dari suatu deretan sinyal
dan transfer function h[n] dirumuskan dengan :
clip_image002[12]
atau dapat ditulis dengan h[n]={2 , 0 , 1 , -2)
Kita diminta menentukan y[n] =x[n]*h[n]

CATATAN : Bila ingin mendapatkan gambar sesungguhnya, silahkan klik pada objek/gambar yang ingin dilihat.



1. Tuliskan x[k] dalam tabulasi
Deretan x[n] akan sama persis dengan deretan x[k]. Bila deretan x[k] dituliskan dalam tabulasi, maka dapat dituliskan seperti dalam gambar :
image

Pada gambar diatas, baris k adalah nomor deret dari sebuah sinyal diskret
Pada baris 2 diisikan x[n] yang dituliskan urut sesuai urutan pada k





2. Tuliskan h[n-k] dalam tabulasi
Konsep dari h[n-k] adalah ketika transfer function dari sebuah sistem dicerminkan dan digeser pada k. Sehingga deretan h[n-k] setelah dicerminkan adalah {-2 , 1 , 0 , 2}
Geser fungsi h[n] yang telah dicerminkan sehingga nilai terakhir pada deret h[n-k] sekolom dengan nilai pertama deret x[k]. Dalam hal ini, geser 2 (pada deret h[n-k]) untuk sekolom dengan 2 (pada deret x[k]).
Gambar sebelum h[n] dicerminkan dan digeser (Perhatikan baris h[n-k] dan posisi tiap bilangan pada kolom k !!!)
image

Gambar sesudah h[n] dicerminkan (Perhatikan baris h[n-k] !!!)
image

Gambar sesudah h[n] dicerminkan dan digeser (Perhatikan baris h[n-k] !!!)
image


3. Hitung jumlah total dari perkalian tiap kolom
Sesuai dengan rumus konvolusi, dimana
clip_image002[19]
maka setiap deretan x[k] harus dikalikan dengan h[n-k]. Sehingga dari tabulasi dapat disajikan perhitungan (0 x –2) + (0 x 1) + (0 x 0) + (2 x 2) = 4


Gambar sesudah perhitungan dilakukan :
image


4. Menentukan kolom n
Permasalahan selanjutnya yang timbul adalah, bagaimana menentukan posisi/nomor deret dari suatu deretan output y[n]?
Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam sebuah proses konvolusi input deret bilangan dengan transfer function yang juga berupa deret bilangan (impuls), maka proses konvolusi akan menghasilkan juga output berupa deret bilangan (deret impuls).
Penentuan kolom n ditentukan dari pada posisi k, dimana suatu deret h[n-k] berakhir. Mari kita lihat pada baris 3. Deretan h[n-k] dimulai pada sel C3 dan berakhir pada F3. Sedangkan nilai k pada sel F3 adalah –2 (sel F1). Sehingga nilai 4 dari perhitungan (0 x –2) + (0 x 1) + (0 x 0) + (2 x 2) berada pada deret –2 pada output y[n]
image

5. Geser h[n-k] maju sejauh 1 satuan pada kolom yang baru
Setelah ditentukan nilai pada y[n=2], maka sekarang kita menentukan y[n] untuk n yang lainnya. Caranya adalah dengan menggeser deretan h[n-k] maju 1 sel pada kolom yang baru.

gambar h[n-k] digeser 1 sel pada kolom yang baru (perhatikan pada baris 4!!!)
image


6. Menentukan nilai n pada h[n-k] yang telah digeser 1 sel
Penentuan nilai n pada h[n-k] yang telah digeser 1 sel akan sama dengan prosedur nomor 4

7. Menentukan semua nilai y[n] yang lain
Penentuan semua deretan output yang lain adalah dengan mengulangi prosedur nomor 3 sampai dengan 6
Gambar hasil dari proses konvolusi
image


Sehingga deretan y[n] = { 4 , 8 , 4 , –4 , –1 , –4 , 7 , –6 , 0 , 0 , 0 , 0 }
Dalam kasus tertentu, apabila y[n] menghasilkan deretan 0 yang tak terbatas, maka deretan tersebut dapat diabaikan. Sebagai contoh deretan y[n] diatas. Deretan setelah nilai –6 akan menghasilkan deretan 0 yang tak terbatas. Sehingga deretan tersebut dapat ditulis sebagai { 4 , 8 , 4 , –4 , –1 , –4 , 7 , –6 }.


By : Vincent E. Pradhana (2208100076)
Daftar Pustaka :
Proakis, John. G. 1996.  Digital Signal Processing : Principles, Algorithms, and Applications Third Edition. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey.
Anonim. Diktat Pengolahan Sinyal Digital.

Sinyal Digital

“Sinyal” berasal dari bahasa Latin yaitu signum1 yang dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai “mark” atau “sign”. Dalam bahasa Indonesia, “mark” atau “sign” dapat diterjemahkan sebagai “tanda”. Dalam bidang elektronika, sinyal dapat diartikan sebagai informasi yang dikirimkan atau di transmisikan dengan arus yang termodulasi atau dalam bentuk gelombang elektromagnetik dan diterima melalui telepon, telegraf, radio atau radar. Sedangkan  “digital” berasal dari bahasa Latin digitalis yang memiliki kata dasar digitus2. Arti kata digitus dalam bahasa Inggris adalah “finger” atau “toe”, yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai “jari tangan” atau “jari kaki”. Secara kontekstual, kata digital sendiri dapat diartikan sebagai menggambarkan suara atau gelombang cahaya dalam bentuk angka : penggambaran suatu nilai fisis secara variatif suatu gelombang suara maupun gelombang cahaya, dengan mengambil bentuk sebuah sinyal diskret yang diterjemahkan dalam bentuk angka (biasanya dalam bilangan biner), seperti yang terjadi pada proses perekaman digital atau dalam televisi digital. Bila kedua definisi digabungkan, maka sinyal digital itu sendiri adalah tanda yang dibentuk dari suatu gelombang (baik gelombang cahaya maupun gelombang suara), yang direpresentasikan dalam bentuk angka biner (angka 0 dan 1)

Dalam proses digitasi sinyal, terdapat proses yang disebut Analog to Digital Conversion (Konversi Analog ke Digital). Terdapat tiga proses utama dalam proses konversi ini, antara lain : (1) Sampling , (2) Quantizing dan (3) Encoding.

Pada proses sampling, suatu gelombang cahaya atau suara yang masuk melalui perangkat input (contoh : kamera digital dan mikrofon) dicuplik setiap interval waktu tertentu. Penentuan besar interval waktu ini bergantung dari kebutuhan untuk proses sampling itu sendiri. Secara matematis, proses sampling ini dapat dirumuskan sebagai  dengan T adalah periode sampling. Tiap sinyal yang disampling akan memiliki sebuah nilai tertentu untuk setiap kelipatan waktu tertentu. Sinyal hasil sampling tidak akan berbentuk sinyal kontinyu lagi, melainkan berbentuk sinyal diskret. Sinyal kontinyu adalah sinyal yang memiliki nilai di setiap waktu, sedangkan sinyal diskret adalah sinyal yang hanya memiliki nilai di setiap interval waktu tertentu. Pada proses sampling, semakin ketat interval samplingnya, maka kualitas yang dihasilkan akan lebih bagus, karena akan menyerupai gelombang aslinya.

Setelah suatu gelombang mengalami proses sampling, maka proses yang dialami gelombang ini adalah proses quantizing (Ind. kuantisasi). Dalam kuantisasi, sinyal diskret hasil sampling dibulatkan menuju nilai tertentu. Contoh : Ketika sinyal x[3] memiliki nilai 3.1412…, maka dalam proses kuantisasi ini, nilai tersebut akan dibulatkan menuju nilai tertentu yang bisa lebih besar atau lebih kecil dari nilai sinyal tersampel tersebut.
Proses terakhir dari pengolahan sinyal digital adalah dengan mengkonversi nilai-nilai sinyal yang terkonversi tersebut menjadi suatu rangkaian bit. Proses ini dinamakan encoding. Kebalikan dari proses encoding adalah proses decoding. Proses ini mengubah rangkaian bit yang diterima menjadi sinyal diskret, dan selanjutnya di susun menjadi sinyal aslinya.


 by Vincent E. Pradhana (2208100076)